Tipe Kepemimpinan

thumb click to zoom
Ditambahkan 06.09
Kategori Artikel
Harga @ Kepemimpinan, sebuah tema yang tak lekang oleh waktu. Mereka yang menguasai prinsip – prinsip kepemimpinan dan mampu menggunakannya denga...
Share
Hubungi Kami
BELI

Review Tipe Kepemimpinan

@Kepemimpinan, sebuah tema yang tak lekang oleh waktu. Mereka yang menguasai prinsip – prinsip kepemimpinan dan mampu menggunakannya dengan baik akan memiliki 4ta, Harta, Tahta, Cinta dan Kata yang saling berkolaborasi memberikan kesuksesan. Pribadi hebat mulai dari Alexander agung, Julius Caesar, Nabi Muhammad, Umar Bin Abdul Aziz, Mehmed II ( Muhammad Al Fatih) hingga tokoh – tokoh modern seperti Soekarno, Mahatma Gandhi, menggunakan prinsip – prinsip tersebut. Kepemimpinan mereka dikenang hingga sekarang mesti keberadaan mereka secara fisik tak lagi bersama, pemikiran – pemikiran mereka tak lekang oleh waktu.

Di abad modern sekarang, kepemimpinan tak hanya berkaitan dengan politik tetapi juga lembaga – lembaga lain seperti bisnis, social bahkan hingga pergerakan mahasiswa. Satu hal yang sangat penting, kepemimpinan berdasarkan oleh dua hal yaitu Kepribadian dan llingkungan. Artinya kepemimpinan tumbuh dari dalam diri akibat tempaan hidup dan kepemimpinan merupakan keilmuan yang dapat diamati, dipelajari, dan diterapkan oleh siapapun yang berani membayar harganya. Kepemimpinan tak muncul begitu saja, dari berjuta – juta orang di Indonesia tak semuanya bisa menjadi Pemimpin formal laksana Presiden, Kepala lembaga, Ketua organisasi dan lainnya tetapi mereka memiliki peranan non formal yang tak dapat di kesampingkan begitu saja. Karena banyak perubahan terjadi berawal dari pemimpin – pemimpin non formal

Kita sudah melewati dua paragraph yang cukup berat bukan? Mari kita istirahat sejenak tuk melanjutkan perjalanan kita tuk mengetahui seperti apa tipe – tipe kepemimpinan itu. Silahkan tarik nafas dalam – dalam dan rasakan setiap hembusan memberikan kenyamanan. Baiklah, mari kita lanjutkan.

Tipe – Tipe Kepemimpinan

                Daniel Goleman seorang psikolog dan penulis “Emotional Intelegence” menjelaskan dalam salah satu literaturnya bahwa kepemimpinan dapat dibagi menjadi 6 tipe yaitu :

Koersif
Otoritatif
Afiliatif
Demokatis
Pacesetting
Coaching
Layaknya tipe – tipe kepribadian, dalam setiap manusia terdapat 6 tipe tersebut tetapi aka nada yang menonjol dan bahkan untuk menjadi seorang pemimpin yang berpengaruh, kita tak hanya bisa menggunakan satu atau dua tetapi beberapa atau semuanya sesuai dengan kebutuhan situasi saat itu. Mereka yang hanya bertumpu pada satu gaya akan mampu mengatasi kesulitan pada situasi tertentu dan Berjaya tetapi akan mengalami hambatan pada situasi yang berbeda. Untuk lebih jelasnya mari kita menyelam dan memahami tipe – tipe tersebut lebih dekat.

Koersif. Pemimpin bertipe ini akan meminta sesuatu dikerjakan sesuai dengan yang ia inginkan. Ia tak mengenal alasan dan tidak mendengarkan orang lain. Baginya, tujuan sudah jelas hingga orang lain cukup mengerjakan apa yang ia inginkan. Pemimpin tipe ini akan banyak menggunakan kata – kata “Lakukan apa yang aku minta”, “Laksanakan saja” hingga orang – orang disekitarnya akan merasa kurang dihargai dan memungkinkan menimbulkan bibit – bibit perpecahan karena banyak orang – orang yang tidak menyukai tetapi takut akan kekuasaan yang dimiliki sang koersif hingga mereka hanya bisa berkata “dibelakang”. Para pemimpin koersif akan membuat system reward dan punishment menjadi tidak berarti. Hasil kerja dianggap sebagai kewajiban yang harus dilakukan. Sehingga motivasi para pengikut bisa jadi menurun karena kurangnya penghargaan.

Tetapi bukan berarti koersif selalu berimplikasi negative walaupun sebagian besar akan menghasilkan suasana yang tidak kondusif, kepemimpinan ini dibutuhkan saat organisasi atau lembaga dalam keadaan krisis sehingga dibutuhkan pengambilan keputusan yang cepat dan jelas tujuannya sehingga tidak dibutuhkan banyak orang untuk memberikan pendapat. Saat situasi membutuhkan kecepatan dan satu tindakan tanpa adanya inovasi untuk mengembalikan organisasi kembali “on the Track” Koersif dibutuhkan dengan kehati – hatian dan pertimbangan matang.

Otoritatif. Bedakan antara otoritatif dalamkepemimpinan dengan kata otoriter. Otoriter akan lebih dekat kepada tipe koersif, mereka tak ingin dibantah, berbeda dengan otoritatif yang mereka mendapatkan kekuasaan dengan persetujuan dan kejelasan visi yang ia paparkan. Otoritatif akan menjadikan orang lain bergerak menuju sebuah visi yang sudah ditentukan dengan bersemangat karena ia akan memberikan penghargaan yang pantas dan tujuan yang jelas tidak hanya untuk jangka pendek tetapi juga jangka panjang. Pemimpin tipe ini akan membawa perubahan – perubahan karena mereka adalah orang – orang yang percaya diri, mereka juga memiliki empati yang besar hingga orang lain akan merasa nyaman dalam kepemimpinan ini.

Sebagai agen perubahan, tipe otoritatif akan menjadi pemimpin yang efektif saat organisasi membutuhkan visi baru sesuai perubahan jaman. Mereka akan kesulitan saat krisis karena kadang saat krisis membutuhkan keputusan yang cepat dan kadang tak “manusiawi”.  Otoritatif akan menjadi bintang saat ia tak menghadapi tim yang “sekaliber” dirinya. Bila ia bergerak dengan sebuah tim ahli dengan kemampuan sama, maka ia akan merasa kesulitan dan dianggap “Angkuh” karena ia memandang orang lain tak memiliki pengetahuan yang sama dengannya.

Afilitatif, Dalam kalimat Ki Hajar Dewantara, seorang pemimpin memiliki tiga tugas yaitu menjadi Tauladan, Motivator dan Pemberi jalan bagi pengikutnya. Afilitatif adalah mereka yang berfungsi sebagai Pemberi Jalan. Ia akan banyak berkerja bersama pengikut/karyawannya. Ia akan banyak memikirkan mereka dan bagaimana agar mereka bahagia. Ia akan banyak bertukar pikiran dengan orang lain dalam membahas suatu masalah hingga orang lain akan merasa selalu dilibatkan dan suasana kerja menjadi kondusif. Ia menjadikan setiap orang merasa penting dan bisa mencurahkan ide – ide tanpa takut dicemooh atau dihina untuk kemajuan organisasi. Ia membuat orang lain merasa tergantung pada dirinya karena pemimpin afilitatif bagaikan lilin di tengah kegelapan. Ia menyinari banyak orang tetapi membakar dirinya.

Pemimpin afilitatif akan sangat terbuka dengan yang terjadi pada dirinya sama halnya dengan ia terbuka dengan apa yang terjadi pada orang lain. Bagi orang – orang yang tidak mengenalnya dengan baik akan mengira ia seorang yang lemah dan tidak berkepribadian karena ia selalu ingin orang lain bahagia. Tugasnya adalah membangun harmoni dan menjadikan hal tersebut sebagai kekuatan dalam organisasi. Layaknya seorang pelatih dalam kejuaraan dunia, ia akan memperhatikan pemainnya satu persatu untuk memastikan mereka siap dan pantas menjadi juara sebelum, saat dan sesudah pertandingan apapun hasilnya.

Demokratis, pemimpin dengan tipe ini akan sangat senang melibatkan orang lain dalam pengambilan keputusan, mendengarkan pendapat mereka, memberikan arahan dan penjelasan akan suatu permasalahan. Ia membangun rasa percaya, hormat dan tanggung jawab dengan memberikan mereka kesempatan untuk bicara  mengenai solusi dan melaksanakannya saat telah menjadi konsensi bersama. Sehingga pemimpin mengetahui kekhawatiran dan harapan anggotanya akan sesuatu yang mereka hadapi. Ia tak menutupi apa yang terjadi agar mereka semua memiliki rasa kebersamaan. Ia tak bertujuan untuk menyenangkan semua orang tetapi menumbuhkan saling paham bahwa jalan yang mereka ambil adalah yang terbaik  terlepas dari pro kontra selama pertemuan.

Pemimpin demokratis akan berfungsi efektif saat semua anggotanya memiliki pola pemikiran yang sama tinggi dan setara hingga saat keputusan dicapai mereka dengan rasa tanggung jawab akan mampu menjalankannya dengan baik, bila kelompok mereka tak setara maka kelemahan yang dirasakan adalah pertemuan – pertemuan tiada akhir yang tak berujung. Kurangnya ketegasan atau keberanian untuk mengambil keputusan langsung saat keadaan mulai menghadapi kebuntuan akan mengakibatkan permasalahan tak kunjung selesai. Sehingga emosi setiap anggota takkan mudah untuk diarahkan untuk kebersamaan hingga dapat terjadi konflik akibat tak kunjung terlihatnya sinar terang jalan keluar.

Pacesetting. Tipe kepemimpinan ini menuntut kesempurnaan. Ia akan menetapkan standar yang sangat tinggi dan mencontohkan kepada anggotanya bagaimana ia bisa melakukannya dengan baik dan meminta semuanya untuk melakukan hal yang sama. Saat seseorang tak mampu mencapai standar, maka ia akan mungkin digantikan oleh orang baru. Pemimpin tipe ini akan dengan senang hati mengambil alih tugas anggotanya yang tak sesuai sehingga rasa percaya dalam kelompok akan sangat rendah karena ia merasa hanya dia yang mampu mengerjakannya. Para anggota akan merasa tersingkirkan dan kemudian merasa malas hingga akhirnya ia digantikan. Suasana tertekan akan menjadi tema dalam lingkungan organisasi dengan pemimpin pacesetting.

Pemimpin jenis ini membutuhkan anggota yang dapat memotivasi dirinya sendiri untuk melangkah dan mendapatkan standar tinggi yang diharapkan. Dengan demikian organisasi akan bergerak dinamis dan setiap standar yang ditetapkan akan menjadi sebuah lecutan untuk terus meningkatkan kemampuan dan pemikiran yang sesuai. Yup, setiap kepemimpinan memiliki cirri dan kesesuaian dengan situasi yang terjadi saat itu.

Coaching. Pemimpin dengan gaya ini akan menjadi seorang dirigen dalam sebuah okestra. Ia akan meminta sebuah kesempurnaan dengan cara dan jalan yang ditunjukkan olehnya. Ia membuat orang lain berkembang karena dengan perkembangan orang lain akan membantunya dalam mengembangkan organisasi. Gaya coaching akan menggali kemampuan terpendam anggota, membuatnya sadar akan potensi dan bagaimana caranya untuk mengasah keterampilan tersebut menjadi berkilau dan berharga untuk didapatkan. Mereka memasukkan visi jangka panjang organisasi dalam benak anggota, melibatkan mereka tentang bagaimana cara mencapai tujuan tersebut secara individu dan membantu mereka menemukan kelemahan – kelemahan mereka dan bagaimana memperbaikinya.

Pemimpin tipe ini haruslah memiliki waktu yang luas sehingga penggalian potensi anggota akan berlangsung dengan maksimal dan pada akhirnya mencapai tujuan yang diharapkan. Menyamakan persepsi dan merangsang mereka untuk berbuat akan menjadi sebuah pembicaraan yang panjang dan dilakukan dengan face to face karena bila dilakukan berkelompok akan mengurangi efeknya atau disesuaikan dengan tujuan yang diinginkan.

Setiap kita akan menjadi pemimpin dengan kadar dan tingkatan yang berbeda akan tetapi setiap tingkatan hanya menawarkan tantangan dan kesulitan yang berbeda bagaimana kita mengatasinya adalah dengan cara kita sendiri. Setiap tipe memiliki kelebihan dan kekurangan. Saatnya kita mengintrospeksi diri tipe seperti apakah kita dan tujuan yang akan diraih seperti apa sehingga akan menjadikan setiap langkah kita menjadi lebih baik.

Setiap pemimpin ditandai dengan adanya pengikut. Setiap pemimpin membutuhkan tanggung jawab dan setiap pemimpin haruslah mengambil keputusan. Saat kita berfikir untuk diri sendiri pun, kita menjadi pemimpin untuk diri kita sendiri. Kenali dengan baik tipe anda dan berlarilah dimana bendera finish berkibar.

Jangan bertanding pada permainan yang dirimu sendiri tak tahu bagaimana memainkannya

Jangan meminta sesuatu pada orang lain yang kita sendiri tak mampu melakukannya.

Keep hungry, keep Foolish

Karena ilmu adalah Kebutuhan kita